Selasa, 06 Juli 2010

Membangun Sekaa Teruna

Bagaimana membangun Sekaa Teruna Bali? Membangun Sekaa Teruna Bali dalam hal ini mengandung arti membentuk sebuah wadah (tempat berkumpulnya) Sekaa Teruna -- organisasi tradisional Bali di bidang kepemudaan -- yang ada di Bali. Untuk memudahkan koordinasi, sebaiknya wadah ini dibangun di tingkat propinsi Bali, masing-masing kabupaten/kota di Bali sampai di tingkat kecamatan dan desa pakraman.

MENGAPA perlu dibangun wadah sekaa teruna di Bali? Karena selama ini sekaa teruna memang belum terorganisir dalam satu wadah. Akibatnya, sekaa teruna yang berjumlah kurang lebih sama dengan jumlah banjar yang ada di Bali, sesungguhnya ada dalam keadaan cerai-berai dan belum berkumpul dalam satu wadah. Kalau organisasi pemuda yang bernafaskan Hindu memang ada. Contohnya Peradah, Pemuda Hindu Indonesia (PHI), dll. Tetapi organisasi ini tidak dapat disebut sebagai wadah Sekaa Teruna Bali.

Ketidakadaan wadah tunggal sekaa teruna Bali, tanpa disadari telah menimbulkan berbagai masalah bagi sekaa teruna khususnya dan Bali umumnya. Masalah yang dimaksud antara lain (1) Kelihan (ketua) sekaa teruna sebagai pucuk pimpinannya, tidak pernah berkumpul di satu tempat, atas inisiatif sendiri, untuk memikirkan, berdiskusi dan memecahkan masalah sekaa teruna dan masalah yang sedang atau akan dihadapi Bali, (2) anggota sekaa teruna dari banjar atau desa adat yang satu, sulit berkomunikasi dengan kerabatnya dari banjar atau desa adat yang lainnya, atas nama sekaa teruna, (3) sekaa teruna sulit bersatu dalam menghadapi masalah yang sama, secara bersama-sama, pada waktu bersamaan, (4) mereka juga hampir tidak ada inisiatif menggarap program untuk kepentingan bersama, (5) sulit mendapatkan seorang tokoh sekaa teruna (pemuda) yang disegani, dan (6) tidak pernah terdengar ada pemimpin yang lahir dari kancah organisasi sekaa teruna.

Menariknya, walaupun belum ada wadah sekaa teruna dan secara formal sebenarnya tidak ada kontak dan komunikasi antar-sekaa teruna satu dengan yang lainnya, tetapi aktivitas sekaa teruna di seluruh Bali relatif sama. Selain bersekolah atau kuliah (mengisi diri), aktivitas yang biasanya dilakukan (atas nama sekaa teruna), antara lainnya (1) membantu rekan (dalam satu banjar) pada saat melangsungkan perkawinan, (2) menyelenggarakan bazar di hari raya atau libur sekolah, (3) melaksanakan ayah newek (menjadi sukarelawan) pada saat ada upacara besar di desanya, dan (4) aktif dalam berbagai kegiatan yang bernuansa muda seperti lomba layang-layang, ogoh-ogoh, beleganjur, dan berbagai kegiatan kesenian Bali yang lainnya.

Aktivitas yang seharusnya ada, tetapi relatif jarang diadakan, antara lain (1) kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kualitas SDM sekaa teruna seperti diklat kepemimpinan, lomba menulis dan berpidato, bagi anggota sekaa teruna, (2) berdiskusi untuk memecahkan masalah bersama, termasuk masalah Bali, (3) rintisan upaya untuk membangun jaringan Sekaa Teruna Bali yang utuh.

Kenapa perlu wadah tunggal sekaa teruna? Selain untuk mengatasi beberapa permasalahan yang telah disebutkan di atas, sekaligus juga mengatasi masalah yang dihadapi oleh warga Bali. Masalah yang dimaksud, antara lain (1) banjirnya tamiu (pendatang) dari berbagai tempat dan penjuru dunia. Mereka datang ke tanah Bali untuk rupa-rupa kepentingan seperti berlibur, mencari pekerjaan, dan ingin menetap, (2) munculnya nilai-nilai baru, serta berbagai sarana perlengkapan hidup berteknologi canggih, yang sering bertentangan dengan nilai-nilai budaya Bali, (3) perkembangan situasi dan kondisi politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan, bergerak begitu cepat (dinamis), dan (4) ada sementara kebijaksanaan pemerintah (propinsi dan kabupaten) yang terlalu kreatif dalam meningkatkan PAD, hingga mengabaikan upaya pelestarian dan pengembangan budaya Bali yang sehat.

Bila masyarakat Bali termasuk sekaa teruna ingin memanfaatkan iklim dan peluang yang ada sekarang (era otonomi daerah dan era globalisasi), maka keinginan itu harus didukung oleh kesadaran akan potensi dan impotensi (kelemahan) yang dimiliki. Sesudah itu, tindaklanjuti dengan kemauan dan keberanian untuk mengendalikan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, demi keutuhan Bali dan agama Hindu.

Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan (1) membentuk jaringan desa pakraman, dengan jalan mewujudkan Majelis Desa Pekraman sebagai wadah tunggal Desa Pakraman Bali, (2) untuk sekaa teruna, juga dapat dilakukan hal yang sama, yaitu dengan memberikan dukungan pikiran, ucapan dan kekuatan (termasuk dana), bagi terbentuknya Sekaa Teruna Bali, mulai dari desa pakraman, kecamatan, kabupaten sampai propinsi Bali, sebagai wadah tunggal sekaa teruna, (3) tumbuhkan rasa persatuan di antara sesama nyama Bali dan keberanian menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kalau wadah tunggal desa pakraman Bali dan sekaa teruna Bali dapat diwujudkan, menjadi tidak sulit menemukan seorang tokoh adat, sekaa teruna, untuk berbicara atas nama organisasinya masing-masing. Selain itu, pada gilirannya organisasi ini akan dapat menjadi kelompok penekan yang andal dalam menyelesaikan masalah Bali dan memperjuangkan kepentingan Bali di Bali maupun di luar Bali.

Tidak ada komentar: